Berita Details
- Home
- Berita Details
- “dukungan cinta: perjuangan kuliah di tengah keluargai”
“dukungan cinta: perjuangan kuliah di tengah keluargai”
Lingkungan kerja yang dipenuhi banyak karakter manusia di
dalamnya membuat saya, sebut saja "Jay", mulai berpikir tentang
bagaimana cara menghadapi hidup ini. Dalam ruang lingkup kantor yang bergerak
di bidang jasa transportasi (PT Kereta Api Indonesia), kita dituntut untuk
terus berkembang dalam segala aspek. Salah satu aspek yang paling berpengaruh
adalah digitalisasi.
Di sisi lain, sebagai seorang pegawai, saya harus memberi makan tiga orang yang sudah saya jalani sebagai kepala keluarga saat ini (istri dan dua anak). Waktu, keuangan, dan profesionalitas harus seimbang agar semuanya dapat dihadapi tanpa kekurangan suatu apapun. Oleh karena itu, ijin, restu, dan dukungan dari seseorang yang sangat penting dalam hidup saya, selain Kepala Unit (KUPT) Crew Masinis, menjadi bagian yang tak terpisahkan. Karena ke depan, dukungannya akan sangat mempengaruhi jalan yang akan saya tempuh nanti. Dalam sebuah percakapan dan ide yang lama sudah ada dan belum terealisasi.
Tuuuuuuttttttt-Tuuuuuuttttt
Saya:
“Assalamualaikum, Bubun†(Panggilan sayang istri lewat percakapan telepon video
call WA karena istri masih liburan sekolah bersama anak-anak di desa)
Bubun:
“Wa’alaikumsalam. Bagaimana, Papah ku? Sedang apa?†(Sambil mencari gambar saya
karena sinyal di desa)
Saya: “Sedang
mainan HP dan telp Bubun terlove-love†(Sambil menjulurkan lidah dan gambar
sudah keluar walau agak kurang jelas)
Bubun: “Haiyahâ€
(Nada sedikit marah tapi sebenarnya kangen) “Papapapah†(Anak ke-2 saya yang
baru berumur 4 tahun)
Saya: “Dedek,
wuuuaaaaa... Dedek lagi apa?â€
Bubun: “Lagi
mainan Papah...â€
Bubun: “Papah
sudah makan?â€
Saya: “Sudah,
Bun. Bun, aku mau minta pendapat.â€
Bubun: “Pendapat apa?†(Muka bingung karena tanya seperti itu)
Saya: “Gimana
kalau aku kuliah, Bun? Karena aku pikir di era sekarang, kalau aku begini-gini
saja sepertinya tidak ada sesuatu yang bisa dinilai dari diriku ini, apalagi
untuk melangkah ke jenjang karier.†(Langsung tanya ke inti, agar bisa tahu
jawabannya)
Bubun: “Bener mau
kuliah? Bisa bagi waktunya, keuangan, kerjaan, rumah, kasih sayang anak?
Lagian, Dedek juga saatnya masuk PAUD lho.†(Sambil mendekatkan muka di layar
HP untuk lebih meyakinkan saya)
Saya: “Yakin
bisa, Bun. Insya Allah BISA.â€
Saya: “Karena ke
depan itu tuntutan perusahaan juga pasti lebih berat, apalagi sekarang sudah
memasuki era digitalisasi. Dan sebagai penunjang karier Papah, namanya juga
investasi, semoga saja Allah bisa menjawab rencana aku, Bun.†(Muka yakin dan
sedikit memelas)
Bubun: “Emang
kalau mau kuliah, mau kuliah di mana dan ambil jurusan apa, Pah?â€
Saya: “Nah,
kebetulan tadi Papah browsing di Google ada Universitas STEKOM, dari marketing-nya menarik, kuliahnya
menyenangkan, serta peringkat 1 PTS Jateng 2024.â€
Bubun: “Lah, per
semesternya berapa?â€
Saya: “Bayarnya
bisa dicicil per bulan, murah sekali kan?â€
Bubun: “Beneran, Pah?â€
Saya: “Iya, Papah
juga sudah chat langsung sama Admin-nya, terus Papah juga sudah mengisi syarat
yang harus dilengkapi dan Papah sudah bayar biaya registrasi dan lain-lain.â€
(Sambil senyum-senyum menjelaskan karena lebih baik minta maaf daripada minta
izin)
Bubun: “Hmmmmm...
Kebiasaan...†(Muka kesel karena mungkin sering terjadi)
Saya: “La
bagaimana, Bun?â€
Bubun: (Dengan
nada rendah dan meyakinkan saya) “Ya sudah kalau memang mau kuliah, toh Papah
juga sudah daftar. Intinya Bubun hanya bisa kasih support tapi jangan lupa
tetap waktu harus bisa dibagi. Jangan sampai kasih sayang berkurang, kerjaan
berantakan, dan yang penting keuangan Papah yang bisa atur.â€
Bubun: “Dan satu
lagi, jangan mengeluh capek bila libur kerja tidak ada kuliah, di ajak
anak-anak holiday.â€
Saya:
“ALHAMDULILLAH... Siap, Bubunku sayang. Nah, nanti di situ Bubun wajib ingatkan
aku bila aku mulai agak kurang konsisten, baik bekerja, kuliah, ataupun dengan
keluarga.†(Muka senang sekali karena dapat izin untuk kuliah)
Bubun:
“Papapah...†(Suara anak ke-2 saya) “Bun, Papah mau kuliah?†(Suara tanya dari
anak ke-1 saya yang kelas 6, kebetulan ranking 2)
Bubun: “Iya,
doakan Papah ya Kak, biar Papah sukses selalu di mana pun dan kapan pun. Semua
juga demi Bubun, Kakak, dan Dedek.â€
Saya: “AMIINâ€
(Muka tambah senang karena keluarga memberi dukungan penuh, jadi semangat
kuliahnya)
Bubun: “Eh, Pah,
tadi belum dijawab, ambil jurusan apa?â€
Saya: “S1, Sistem
Informasi, kelas karyawan, kuliah hari Sabtu.â€
Bubun: “Oke baik.â€